Selasa, 06 Oktober 2009

Pemerintah Percepat Tahap Rehabilitasi


JAKARTA. Pemerintah akan mempersingkat masa tanggap darurat gempa Sumatra Barat (Sumbar) dari semula dua bulan menjadi cuma sebulan. Dengan demikian, Pemerintah akan lebih cepat memulai tahap rehabilitasi untuk memperbaiki berbagai kerusakan karena bencana tersebut

Pada akhir bulan ini juga Pemerintah sudah memulai fase rehabilitasi dan rekonstruksi itu. "Pemerintah melakukan akselerasi, agar rumah-rumah penduduk dapat segera dibangun," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanganan Bencana, Selasa (6/10).

Menurut Syamsul, alasan mempersingkat masa tanggap darurat itu lantaran kehidupan sosial ekonomi di Padang dan sekitarnya sudah mulai menggeliat. Dia mencontohkan, listrik sudah pulih 81% dan air bersih 60%. Bantuan tangki-tangki air pun terus mengalir ke lokasi bencana.

Pemerintah juga segera memutuskan pola rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan diterapkan di Sumbar. Sejauh ini, ada dua kemungkinan pola. Pertama, pola seperti di Aceh. Saat itu, Pemerintah membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) yang bertugas membangun rumah bagi korban gempa dan tsunami.

Kedua, pola penanganan gempa di Yogyakarta. Pemerintah memberikan bantuan dana sedangkan proses rehabilitasinya diserahkan kepada masing-masing korban. "Kami masih menimbang apakah akan memilih pola di Aceh, Yogyakarta, atau penggabungan keduanya," ucap Syamsul. Rencananya, hari ini (7/10) BNPB akan melaporkan beberapa rekomendasi pola rehabilitasi gempa di Sumbar itu ke Presiden.

Pemerintah mengakui, distribusi logistik bagi para korban gempa dari kecamatan ke nagari atau desa-desa di Sumbar masih menemui kendala. Pasalnya, di beberapa tempat, tingkat kerusakan infrastruktur jalan menuju lokasi cukup parah. Syamsul menduga, masih ada 35 titik lokasi yang mengubur korban longsor.

Sebulan ini, Pemerintah Provinsi Sumbar akan memberi uang bantuan lauk-pauk bagi para korban gempa senilai total Rp 22 miliar. Perhitungannya, setiap korban yang rumahnya rusak berat akan menerima bantuan Rp 5.000 per hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar